Host entity | : | Faculty of Pharmacy, Universitas Pancasila |
---|---|---|
Duty station | : | Jakarta |
Time Requirement | : | Three days a week (60%) |
Language Skills | : | Indonesian and English |
Start date | : | 1 May 2021 |
Deadline | : | 9 April 2021 |
Protecting society from poor quality medicines is a formidable task for national medicine regulatory authorities, especially in a resource-limited setting such as in Indonesia. Although post-market surveillance is a routine activity for medicine regulators, each country has different method in performing this task. To date, there are no globally recognised methods for estimating the prevalence of substandard and falsified medicines in a country, or for assessing their impact on health or the economy. With support from the UK government’s National Institute for Health Research, the Faculty of Pharmacy at Universitas Pancasila (UP) will collaborate with Imperial College London and Erasmus School of Health Policy and Management (ESHPM) to pilot a sentinel surveillance system for medicine quality, and to develop methods for estimating the prevalence, health and economic impact of poor quality medicines.
The concept arose from earlier research into the factors that incentivise the production, trade or consumption of falsified or substandard medicines. Substandard and falsified medicines are not distributed evenly throughout the market. Instead, they cluster around specific risk factors, which differ for substandard and for falsified medicines. Examples of risks for substandard medicines include irrationally low price, or poor product stability combined with long distribution chain. Examples of risks for falsified medicines include demand for off-label use, or availability in the unregulated supply chain..
We plan to conduct sentinel surveillance for substandard and falsified medicines in a number of areas, and then use the resulting data as the basis for developing national estimates of the risk of substandard and falsified medicines nationwide. (The process is modelled on a similar process used to develop methods for the estimation of populations at risk for HIV, pioneered in Indonesia in 2002 and subsequently adopted as a global gold standard by the World Health Organisation.)
Sentinel surveillance will be conducted in up to 9 districts within 5 provinces in Indonesia. The sample collection will be conducted in collaboration and with guidance from Balai Besar POM (BBPOM), and/or Badan Pusat Statistik (BPS), and in close coordination with the local Dinas Kesehatan. The process will involve mystery shoppers who will visit selected health care facilities and pharmacies for high risk medicines purchasing.
The medicines obtained will then transported to Jakarta for a complete compendial test according to Indonesian Pharmacopeia standards (FI) or the United States Pharmacopeia (USP). The complete compendial test comprises of testing for solid preparations, testing for semi-solid and non-sterile liquid preparations, testing for contamination, testing for sterile products, determining levels of active substances, determining potential for antibiotics (note: if there are antibiotics among the tested products), identification of active substance type, and degradation testing. The identification of assay and type of active substance will be conducted using spectrophotometric method or other relevant method. To that end, we seek to involve a laboratory manager to supervise and manage the laboratory testing process throughout this study to support the estimation of prevalence of substandard and falsified medicines.
The selected candidate is expected to provide the following work:
For interested candidates, please send your CV (with two names of referee and their phone number)
and cover letter to: qualitymedicines_nihr@univpancasila.ac.id, cc: yn.nugrahani@univpancasila.ac.id no later than 9 April 2021.
Share this :
Insitusi Pemberi Kerja | : | Fakultas Farmasi Universitas Pancasila |
---|---|---|
Lokasi Pekerjaan | : | Jakarta |
Waktu Bekerja | : | 3 Hari dalam Seminggu (60%) |
Kemampuan Bahasa | : | Indonesia dan Inggris |
Tanggal Dimulai Pekerjaan | : | 1 Mei 2021 |
Batas Waktu | : | 9 April 2021 |
Melindungi masyarakat dari obat-obat tidak berkualitas adalah tugas yang tidak mudah bagi otoritas pengawas obat, terutama dalam konteks negara dengan sumber daya terbatas seperti Indonesia. Walaupun pengawasan pasca pemasaran (post market surveillance) merupakan kegiatan rutin bagi regulator obat, setiap negara memiliki cara berbeda-beda dalam pelaksanannya. Sampai saat ini, belum ada metode untuk menghitung prevalensi obat di bawah standar dan obat palsu yang diakui secara global, termasuk menilai dampaknya terhadap kesehatan dan ekonomi. Dengan dukungan dari National Institute for Health Research (NIHR), Fakultas Farmasi Universitas Pancasila bekerja sama dengan Imperial College London dan Erasmus School of Health Policy and Management (ESHPM) bermaksud merintis sistem pengawasan sentinel kualitas obat dan mengembangkan metode untuk menghitung prevalensi obat substandar dan palsu, serta dampaknya terhadap kesehatan dan ekonomi, melalui suatu koalisi penelitian yang diberi nama Systematic Tracking of At-Risk Medicines (STARmeds).
Konsep tersebut muncul dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mendorong produksi, perdagangan dan konsumi obat-obatan substandar dan obat palsu. Obat substandar dan palsu tidak didistribusikan secara merata di seluruh pasar, namun berkelompok pada faktor risiko tertentu. Contoh Faktor risiko obat-obat substandar adalah harga yang terlalu rendah bahkan tidak masuk akal, atau stabilitas produk yang buruk dikombinasikan dengan rantai distribusi yang panjang. Contoh Faktor risiko untuk obat-obatan yang dipalsukan ialah permintaan untuk penggunaan di luar label (off-label) atau ketersediaan dalam rantai pasok yang tidak resmi.
Kami berencana melakukan surveilans sentinel untuk obat-obatan substandar dan palsu di sejumlah daerah, lalu menggunakan data yang dihasilkan sebagai dasar untuk mengembangkan perkiraan risiko obat-obatan substandar dan palsu secara nasional. (Proses ini menggunakan modelserupa yang digunakan untuk mengembangkan metode estimasi populasi berisiko HIV, yang dipelopori di Indonesia pada tahun 2002 yang kemudian diadopsi sebagai standar emas global oleh World Health Organization.)
Surveilans sentinel rencananya akan dilakukan pada 9 kabupaten yang tersebar di 5 provinsi di Indonesia. Pengumpulan sampel akan dilakukan dengan kerja sama dan bimbingan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), dan/atau Badan Pusat Statistik (BPS), serta berkoordinasi erat dengan Dinas Kesehatan setempat. Prosesnya akan melibatkan pembeli misterius yang akan mengunjungi fasilitas kesehatan dan apotek tertentu untuk membeli obat-obatan berisiko tinggi.
Obat-obat yang diperoleh tersebut akan dikirimkan ke Jakarta untuk uji kompendial lengkap sesuai standar Farmakope Indonesia (FI) atau United States Pharmacopeia (USP). Uji kompendial lengkap terdiri dari uji sediaan padat, uji sediaan semi padat dan cair non-steril, uji cemaran, uji produk steril, penetapan kadar zat aktif, penetapan potensi antibiotik (catatan: apabila di antara produk yang dites terdapat antibiotik), identifikasi jenis zat aktif, dan uji degradasi. Penetapan kadar dan identifikasi jenis zat aktif akan diuji menggunakan metode spektrofotometri atau metode analisis yang relevan. Dengan kebutuhan tersebut, kami bermaksud melibatkan manajer laboratorium (laboratory manager) untuk mensupervisi dan mengelola proses pengujian laboratorium dalam studi ini dalam mendukung estimasi prevalensi obat substandard dan palsu.
Kandidat terpilih diharapkan dapat memenuhi pekerjaan-pekerjaan di bawah ini:
Bagi kandidat yang berminat, silakan mengirinkan CV (dengan dua nama pemberi rekomendasi beserta nomor telepon masing-masing) dan cover letter kepada qualitymedicines_nihr@univpancasila.ac.id, cc: yn.nugrahani@univpancasila.ac.id paling lambat tanggal 9 April 2021.
Share this :